Sunday, March 18, 2007

APETABI

Setiap mau tidur malam kami sering mengajaknya belajar membaca. Sekedar mengenalkan huruf hijaiyah. Kami sudah menempelkan beberapa huruf di dinding yang bisa dibaca dari tempat tidur kami. Biasanya Bunda membaca dan Fay menirukan.
Bunda : A
Fay : A
Bunda : TA
Fay : TA
Bunda : MA
Fay : MA
Bunda : A - TA - MA
Fay : APETABI
Ayah & Bunda : ??????? :D

AMINAMIN bukan AMIN-AMIN

Saya kadang-kadang mengajak Fay ke masjid ikut shalat berjamaah. Biasanya shalat Shubuh atau maghrib. Di masjid Fay mendengar makmum mengucapkan 'Amin', sehingga dia menyebut shalat dengan amin. Ini sebelum dia mengenal kata 'shalat' yang dia bilang 'kholak'. Saat berangkat ke masjid biasanya Fay saya gendong sambil saya tanya.
Ayah : Fay mau kemana ?
Fay : Adjid
Ayah : Di masjid mau apa ?
Fay : Amin (maksudnya shalat)
Namun kalau Fay bilang aminamin maksudnya bukan amin-amin seperti orang kendurian. Itu adalah cara dia menyebut kata 'Vitamin'. Jadi kita mengenal ada aminamin A, aminamin B, aminamin C dan sebagainya.

DUDIDAM

Fay lahir di rumah dengan bantuan Bidan Sri Mulyani di Sendang Mulyo. Kondisinya sehat dengan panjang 49 cm dan berat 3 kg. Sekarang Fay sudah mengenal Bu Bidan yang dia sebut 'Dudidam'. Dan ternyata semua tenaga medis yang berpakaian putih dia sebut 'Dudidam', termasuk dokter di rumah sakit.
Suatu hari Fay demam dan kami membawanya ke dudidam . . . eh . . . Bu Bidan yang rumahnya memang dekat dengan rumah kami. Fay diperiksa dan diberi obat untuk diminum di rumah. Sesampai di rumah ternyata demam Fay sudah mereda padahal obat belum diminum. Wah, ternyata Fay kangen dengan bu bidan. Sesudah itu bila Fay demam atau kesehatannya agak terganggu kami berkomentar "Fay kangen dengan Bu Bidan, ya?" Dan kamipun membawanya ke rumah Bu Bidan untuk konsultasi masalah kesehatan anak sekalian silaturahmi menjaga hubungan kami yang memang sudah terjalin dengan sangat baik. Terima kasih Bu Bidan.

TRAGEDI AIR MANDI

Suatu hari sepulang kerja saya dengar Fay sedang menangis. Belum pernah Fay menangis yang seperti ini. Setelah masuk rumah saya lihat Fay sedang dipangku bunda. Cerita dari Bunda tadi Fay mau mandi. Air panas untuk mandi di dalam ember yang belum dicampur air dingin dipegang oleh Fay. Saya sempat panik dan mengolesi tangannya dengan isi lidah buaya. Fay biasanya kuat dan tidak cengeng. Setelah shalat maghrib saya menggendongnya keluar dan Faypun diam setelah kena angin malam yang dingin. Fay sudah menangis lebih dari satu jam. Saya pikir dia mendapat luka bakar yang benar-benar serius. Kami membawanya ke bidan dan dinyatakan Fay mengalami luka bakar ringan. Fay diberi obat untuk luka bakar dan antibiotik. Empat hari kemudian Fay sudah sembuh total dan tidak ada bekas luka bakar di tangannya. Alhamdulillah.
Sejak itu saya menyuruh Bunda untuk menuangkan air dingin dulu ke dalam ember baru diberi air panas. Fay memang sangat aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Masalahnya dia belum tahu bahaya yang mengancam dirinya. Satu pelajaran untuk semua orang tua.